5 Film Favorit yang Bisa Menginspirasi Jalan-jalan

Pernahkah Anda menonton film yang menampilkan keindahan pulau, pantai, dan budaya unik yang kemudian mendorong Anda untuk pergi ke sana? Jika ya, Anda tidak sendiri. Banyak wisatawan memulai liburan mereka justru setelah mereka menonton film tentang perjalanan.

Ada banyak film tentang perjalanan yang inspiratif. Tak hanya memikat dengan cerita dan bintangnya tetapi juga menyajikan panorama lanskap menakjubkan. Film bisa membawa penonton ke tempat- tempat indah. Berkelana hingga ke lokasi yang jauh mulai dari Amazon ke Borneo, Mediterania ke India, hingga Antartika ke Afrika

Berikut adalah film-film pilihan cutitips yang bisa menjadi sumber inspirasi liburan Anda.

1. The Beach (2000)

The Beach adalah film drama petualangan yang dibintangi aktor Leonardo Dicaprio. Film berkisah tentang Richard (Leonardo Dicaprio) yang jenuh dengan kehidupannya  dan memutuskan menjadi backpacker. Richard bersama dua kawannya Etienne dan Francoise bertualang menemukan pantai tersembunyi yang belum pernah terjamah orang.

Film The Beach banyak menampilkan pemandangan indah Maya Bay dan pulau Ko Phi Phi Leh di Thailand. Setelah film The Beach tayang, Maya Bay dan Pulau Ko Phi Phi Leh terkenal dan menjadi destinasi buruan wisatawan. Kabarnya banyak pelancong atau backpacker terinspirasi bertualang setelah menyaksikan film The Beach.

Pulau Koh Pie Pie Leh. Foto: @ phantiptravel

Tenar karena film The Beach, jumlah turis yang mengunjungi Maya Bay dan Pulau Ko Phi Phi Leh terus meningkat menyebabkan ekosistem pantai dan terumbu karang di lepas pantai barat Thailand itu rusak. Untuk memulihkan ekologi pantai, pemerintah Thailand menutup Maya Bay dan Pulau Ko Phi Phi Leh hingga tahun 2021.

2. Under The Tuscan Sun (2003)

Romansa dan perjalanan berpadu menawan di film Under The Tuscan Sun. Mengambil lokasi syuting di Tuscany, film Under The Tuscan Sun menyajikan banyak hal menakjubkan. Daerah perbukitan permai, pondok terpencil, rumah klasik hingga minuman anggur dan makanan lezat yang menggugah selera.

Film Under The Tuscan Sun menceritakan kisah Frances, seorang penulis dari San Francisco yang melakukan perjalanan ke Tuscany setelah bercerai dari suaminya. Di Tuscany, ia membeli sebuah vila tua dan sejak saat itu hidupnya berubah drastis menuju akhir yang bahagia.

Adegan film Under The Tuscany Sun. Foto: @Allstar/touchstone
Suasana pedesaan Italia

Film Under The Tuscan Sun menampilkan sepotong surga Italia. Suasana  elok pedesaan, pemandangan menawan dan sebuah rumah klasik abad ke-16 di Cortona. Sejak film ditayangkan, wisatawan berduyun-duyun datang ke Cortona untuk melihat rumah tersebut.

Film romantis yang diadaptasi dari memoar penulis Frances Mayes ini akan menginspirasi Anda untuk meninggalkan kehidupan kota sementara waktu. Film Under The Tuscan Sun dianggap sebagai salah satu film yang memenuhi fantasi penonton untuk membeli vila pedesaan Italia.

3. Before Sunrise, Before Sunset dan Before Midnight

Trilogi film Before Sunrise (1995), Before Sunset (2004) dan Before Midnight (2013) dianggap sebagai film yang menampilkan keindahan kota-kota di Eropa. Ketiga film itu syuting di tiga lokasi berbeda yakni Wina, Paris dan Yunani.

Before Sunrise bercerita tentang pemuda Amerika (Ethan Hawke) yang bertemu dengan Celine (Julie Delpy) pelancong asal Prancis. Keduanya adalah pelancong muda, yang bertemu di kereta api di Wina dan secara impulsif memutuskan untuk jalan-jalan di sekitar Wina. Keduanya menghabiskan sepanjang hari bersama membicarakan segala hal di bawah matahari.

Film Before Sunrise dipenuhi dengan latar belakang kota Wina yang sangat romantis. Salah satu adegan terbaik dari film itu adalah ciuman pertama kedua pelancong muda itu di bianglala raksasa setinggi 65 meter di Prater yang bersejarah.

Pastikan Anda menonton Before Sunrise sebelum berkunjung ke Wina, karena film memamerkan keindahan seluruh kota Wina.

Film trilogi Before.

Sepuluh tahun kemudian sekuel Before Sunset dirilis. Kali ini film Before Sunset berlatar belakang Paris. Tak kalah mempesona, Before Sunset menggambarkan energi Paris yang luar biasa. Aspek unik dari film Before Sunset adalah penonton disajikan beberapa bagian kota Paris saat pemerannya berjalan dan mendiskusikan tentang kehidupan, cinta dan perjalanan.

Film yang masuk nominasi Oscar untuk penulisan dan skenario adaptasi terbaik ini memilih Quai Henri-IV, Promenade Plantée, Le Pure Café, Shakespeare & Company Bookstore, Quai de la Tournelle, Rue Saint Julien le Pauvre dan Sungai Seine sebagai lokasi syuting Before Sunset.

Before Sunset juga menunjukkan tempat terpencil di Paris. Konon Julie Delpy, pemeran pelancong wanita di film itu turut membantu memilihkan lokasi tersebut. 

Berbeda dari dua film sebelumnya, film Before Midnight menyajikan liburan santai ke Kalamata, Yunani. Film menyajikan keindahan Costa Navarino, dermaga Kardamil, reruntuhan kastil Methoni’s Venetian Fortress dan kota kuno Messini yang memikat.

Film romantis Before Sunrise, Before Sunset dan Before Midnight diproduksi tiap sepuluh tahun sekali. Artinya film trilogi Before sudah berjalan tiga dekade. Bocorannya kemungkinan akan ada sekuel lanjutan. Kira-kira bakal di mana ya lokasi syuting selanjutnya?  

4. Eat, Pray, Love

Eat, Pray, Love adalah memoar penemuan diri yang sangat mengharukan. Film bercerita tentang Elizabeth Gilbert, seorang penulis yang memiliki segalanya namun merasa hampa dalam kehidupan. Usai bercerai dari suaminya, ia mengambil langkah radikal dengan pergi menjelajahi tiga negara dalam satu tahun yakni Italia, India dan Indonesia.

Di Roma, Elizabeth mempelajari seni kesenangan, belajar bahasa Italia, dan mendapatkan kebahagiaan dengan menikmati makanan lezat. Di sini pula pertama kali Elizabeth mendengar kata Italia favoritnya yakni Attraversiamo. Pelajaran bahasa Italia berlangsung di restoran khas Romawi, Antica Trattoria Della Pace. Kabar baiknya pengunjung bisa mendatangi restoran ini karena masih buka.  

Selain makanan lezat Italia, film juga menyuguhkan bangunan antik dan monumen tua kota Roma. lokasi syuting film Eat, Pray, Love di Italia di antaranya di Castel Sant’Angelo, Ristorante Caffè Domiziano, Fiumi Fountain, dan Via dell’ Orso Antica Trattoria Della Pace.

Bangku air mancur tempat Elizabet Gilbert makan Gelato. Foto: Jayatravel

Bagian kedua dari perjalanan membawa Elizabeth ke India. Di India, Elizabeth mempelajari seni pengabdian. Dia tinggal selama tiga bulan di Ashram, bermeditasi dan berlatih yoga setiap hari. Pencarian spiritualitas membuatnya belajar untuk mengampuni dirinya sendiri atas kesalahan masa lalu dan pilihan hidupnya. Dengan bantuan Richard, seorang guru yang sangat bijaksana dari Texas, Elizabeth memulai tiga bulan eksplorasi spiritual tanpa gangguan.

Setelah menikmati kelezatan di Italia dan pencarian spiritualitas di India, Elizabeth pergi ke Bali untuk menemukan cara menyeimbangkan keduanya. Di Bali, Elizabeth mempelajari seni keseimbangan antara kenikmatan duniawi dan transendensi. Tidak hanya mendapatkan kedamaian yang dicarinya, Elizabeth juga menemukan cinta di Bali.

Syuting di Ubud art market

Syuting Eat, Pray, Love di Bali menghadirkan panorama indah. Di kawasan Ubud, Elizabeth meditasi di Teras Sawah Tegalalang. Ia juga sering melintas di kawasan Monkey forest dan pergi ke Ubud art market. Eizabeth juga menikmati Pantai Padang-padang berpasir putih.

Sebelumnya tidak banyak turis yang tahu tentang pantai Padang-padang. Setelah film Eat, Pray, Love ditayangkan turis berbondong-bondong datang ke Pantai Padang-padang karena penasaran dengan keindahannya.

5. Out of Africa

Film Out of Africa dianggap sebagai salah satu film perjalanan terbaik. Film lawas ini dibuat berdasarkan kehidupan bangsawan Karen Blixen (ditulis dengan nama Isak Dinesen) yang menjalankan bisnis perkebunan kopi di British East Afrika atau sekarang Kenya.

Film Out of Africa menggunakan keindahan alam Kenya sebagai latar belakang kisah epik. Film yang dibintangi aktris kawakan Merryl Streep dan Robert Redfort berkisah tentang kehidupan cinta Karen Blixen dengan aristokrat Inggris Denys Finch Hatton.

Film Out of Afrika menampilkan sinematografi luar biasa. Film berhasil menyajikan panorama Kenya yang spektakuler. Air terjun, gunung, sungai, pantai dan ratusan burung yang lepas landas serentak. Pemandangan sabana, padang rumput yang dipenuhi semak dan perdu di Shaba National Reserve membawa penonton seolah-olah bersafari di Kenya. 

Film Out of Afrika menuai sukses besar dengan memenangkan tujuh Oscar ketika dirilis pada 18 Desember 1985. Berkat film Out of Afrika, Kenya banyak dilirik wisatawan sebagai destinasi menarik di Afrika.

Merryl Streep & Robert Redfort di Shaba National Reserve, Kenya. Foto: Javatravel

Film membangkitkan semangat orang untuk memulai petualangan mereka sendiri. Mendatangi persis lokasi atau objek wisata menarik yang mereka saksikan di layar kaca atau bioskop untuk menciptakan memori indah.

Jadi yang mana film perjalanan favoritmu?

COPYRIGHT ©CUTITIPS 2020

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.